Follow This Blog

Desain Rumah Bambu

Bambu adalah bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. di Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat rusak"..

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

dunia ini bagai selembar kertas putih, memerlukan warna-warni yang indah.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah merupakan salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid dengan arsitektur indah ini mulai dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2006. Kompleks masjid terdiri dari bangunan utama seluas 7.669 m2 dan halaman seluas 7.500 m2. Masjid Agung Jawa Tengah terletak di jalan Gajah Raya, tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.

Masjid yang mampu menampung jamaah tak kurang dari 15.000 ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2006. Upacara peresmian ditandai dengan penandatanganan batu prasasti setinggi 3,2 m dan berat 7,8 ton yang terletak di depan masjid. Prasasti terbuat dari batu alam yang berasal dari lereng Gunung Merapi.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Jawa Tengah juga merupakan obyek wisata terpadu pendidikan, religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, pengunjung dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Jawa, Roma dan Arab.

Arsitektur Jawa terlihat pada beberapa bagian, misalnya pada bagian dasar tiang masjid menggunakan motif batik seperti tumpal, untu walang, kawung, dan parang-parangan. Ciri arsitektur Timur Tengah (Arab) terliat pada dinding masjid dinding masjid yang berhiaskan kaligrafi. Selain itu, di halaman Masjid Agung Jawa Tengah terdapat 6 payung hidrolik raksasa yang dapat membuka dan menutup secara otomatis yang merupakan adopsi arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang terdapat di Kota Madinah. Masjid ini juga sedikit dipengaruhi gaya arsitektur Roma. Gaya itu nampak pada desain interior dan lapisan warna yang melekat pada sudut-sudut bangunan.

Selain bangunan utama masjid yang luas dan indah, terdapat bangunan pendukung lainnya. Bangunan pendukung itu di antaranya: auditorium di sisi sayap kanan masjid yang dapat menampung kurang lebih 2.000 orang. Auditorium ini biasanya digunakan untuk acara pameran, pernikahan dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sayap kiri masjid terdapat perpustakaan dan ruang perkantoran yang disewakan untuk umum. Halaman utama masjid yang terdapat 6 payung hidrolik juga dapat menampung jamaah sebanyak 10.000 orang.

Keistimewaan lain masjid ini berupa Menara Asmaul Husna (Al Husna Tower) dengan ketinggian 99 m. Menara yang dapat dilihat dari radius 5 km ini terletak di pojok barat daya masjid. Menara tersebut melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah. Dipuncak menara dilengkapi teropong pandang. Dari tempat ini pengunjung dapat menikmati udara yang segar sambil melihat indahnya Kota Semarang dan kapal-kapal yang sedang berlalu-lalang di pelabuhan Tanjung Emas.

Di masjid ini juga terdapat Al qur`an raksasa tulisan tangan karya H. Hayatuddin, seorang penulis kaligrafi dari Universitas Sains dan Ilmu Al-qur`an dari Wonosobo, Jawa Tengah. Tak hanya itu, ada juga replika beduk raksasa yang dibuat oleh para santri Pesantren Alfalah Mangunsari, Jatilawang, Banyumas, Jawa Barat.

Di area Masjid Agung Jawa Tengah terdapat berbagai macam fasilitas seperti perpustakaan, auditorium, penginapan, ruang akad nikah, pemandu wisata, museum kebudayaan Islam, cafe muslim, kios-kios cenderamata, buah-buahan, dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga berbagai macam sarana hiburan seperti air mancur, arena bermain anak-anak, dan kereta kelinci yang dapat mengantarkan pengunjung berputar mengelilingi kompleks masjid ini.

Untuk memasuki kawasab Masjid Agung Jawa Tengah, pengunjung tidak dipungut biaya. Namun, jika pengunjung ingin memasuki area tertentu seperti Menara Asmaul Husna, pengunjung diwajibkan membayar Rp 3.000 per orang untuk jam kunjungan antara pukul 08.00—17.30 WIB. Dan apabila pengunjung datang pada jam 17.30—21.00 WIB tarif tersebut meningkat menjadi Rp 4.000 per orang. Bagi pengunjung yang ingin menggunakan teropong yang terdapat di Menara Asmaul Husna itu, maka pengunjung harus mengeluarkan ongkos tambahan sebesar Rp 500,- per menit.

Pada saat liburan, masjid banyak di kunjungi wisatawan yang berasal dari berbagai daerah. Bahkan beberapa turis manca negara, khususnya muslim banyak yang melunagkan waktu berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus berwisata.

Rabu, 06 Oktober 2010

Zaha Hadid

Zaha Hadid lahir di Bagdad Irak, 31 Oktober 1950. Arsitek yang secara konsisten menyatukan wilayah arsitektur dan desain perkotaan. Karyanya penuh dengan eksperimen ruang yang berkualitas, memperluas dan mengintensifkan lanskap yang ada untuk memenuhi visi estetika yang mencakup semua bidang desain, mulai dari skala kota sampai ke produk, interior dan furniture.

Semula, Zaha masuk jurusan Matematika di American University Beirut sebelum pindah di Architectural Association London 1972 dan memperoleh Diploma Prize pada 1977. Menjadi mitra kerja Dinas Metropolitan Arsitektur, dan belajar di AA dengan kolaborator OMA Rem Koolhaas dan Elia Zenghelis. Kemudian memimpin sendiri studio AA sampai 1987. Sejak itu dia menjabat sebagai Pemimpin Kenzo Tange di Graduate School of Design, Harvard University, dan University of Chicago School of Architecture. Professor tamu pada Hochschule für Bildende Künste di Hamburg, The Knolton Architecture School, Ohio dan Studio Master di Columbia University, New York. Ia menjadi Visiting Professor Eero Saarinen dalam Desain Arsitektur untuk Semester Musim Semi 2002 di Yale University, New Haven, Connecticut. Beliau juga menjadi anggota kehormatan American Academy of Arts and Letters dan Fellow of the American Institute of Architecture. Saat ini sebagai Profesor di Universitas Seni Terapan di Wina.

Zaha termasuk arsitek aliran deconstrucsivism-neo constructivist. Menurutnya bangunan harus dirancang dari pemikiran-pemikiran berikut :
1.
Bangunan adalah projek percobaan yang tidak pernah selesai, sehingga selalu menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya. Bahkan dimungkinkan bentuk masa datang (future). Karenanya dia juga disebut arsitek Futurist
2.
Berarsitektur adalah bereksperimen tentang seni arsitektur yang bebas dengan ide-ide yang baru sama sekali. Karenanya ia juga disebut menganut aliran Russian Suprematism, suatu aliran yang mengawali dekonstruksi pada umumnya: ”Melawan masa lampau”, seperti seniman yang melawan sesuatu yang natural.
3.
Bangunan harus dapat menampilkan ide yang masih berupa fantasi bentuk abstrak dari pengarangnya ke dalam suatu bentuk nyata bangunan itu sendiri. Dari contoh ini tampak bentuk abstrak dari aliran yang masif. Dilihat dari sisi ini Zaha juga termasuk seorang Constructivist.
4.
Bangunan harus dapat memancing emosi dan imajinasi dari tiap-tiap orang yang melihatnya. Untuk memancing emosi dan imajinasi, pada bangunan ini, Zaha menggunakan eleen-elemen garis horisontal dominan yang dinamis dan ringan yang dikenal flying beam. Karenanya ia juga dijuluki sebagai arsitek dekonstruksi aliran anti-gravitational space. Banyaknya balok yang melayang menciptakan bangunan seolah-olah tidak ada yang menopang semakin menambah cirri khas dekonstruksi bangunannya.
5.
Bangunan adalah pemersatu ruang dalam dan ruang luar . Antara bangunan dan lingkungan sekitar, merupakan kesatuan yang utuh dan saling melengkapi.
6.
Bangunan adalah tempat untuk melaksanakan aktifitas yang berbeda-beda. Karena itu, maka bangunan juga terdiri dari elemen-elemen atau bentuk yang berbeda dan disatukan oleh sistem sirkulasi dengan penonjolan sistem konstruksi.
7.
Pembedaan aktifitas dilakukan dengan pembedaan elemen-elemen bangunannya yang untuk menghindari kesan monoton.

Karya-karya Zaha hadid : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5062309

Art Deco

Dunia mengalami pembaruan setelah dihancurkan oleh Perang Dunia I. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, bidang arsitektur pun mulai berubah dan mencari gaya baru.

Awal abad ke-20 merupakan masa yang istimewa bagi masyarakat dunia Barat. Pada abad yang dikenal juga sebagai Abad Modern atau Abad Mesin ini, industrialisasi dan pembaruan merebak di berbagai aspek kehidupan. Terlebih lagi setelah Perang Dunia I usai, semangat untuk membangun “dunia baru” dari kehancuran yang diakibatkan oleh perang dilakukan secara intensif.

Bidang arsitektur pun tidak luput dari pembaruan. Para arsitek di berbagai negara Eropa mencoba memaknai abad ini dengan karya yang berbeda dari masa lalu. Ditunjang dengan kemajuan teknologi dan industri, mereka mengeksplorasi berbagai gaya baru dengan tidak lagi mengacu kepada bentuk yang berakar pada bentuk klasik Yunani–Romawi yang telah berabad-abad menjadi orientasi dalam berkreasi.

Awal Istilah Art Deco

Adalah Perancis, salah satu negara yang menggalang pembaharuan di bidang arsitektur dan seni. Gerakan pencarian gaya baru yang terpencar di berbagai negara Eropa, dihimpun dalam sebuah pameran berskala internasional. Di kota Paris diselenggarakanlah Exposition Internationale des Arts Decoratifs Industriels et Modernes atau International Exhibition of Industrial and Modern Decorative Arts selama 6 bulan. Pameran diikuti oleh beberapa negara Eropa dan menampilkan karya seni, dan arsitektur modern yang mencerminkan kemajuan industri.

Pada tahun-tahun berikutnya, ternyata pameran ini berpengaruh pada perkembangan dunia arsitektur, dan seni. Tidak saja di Eropa, tetapi juga di beberapa wilayah dunia lainnya, seperti Amerika, Australia, New Zealand, dan Asia termasuk di Indonesia ketika jaman pemerintahan Kolonial Belanda. Dari nama pameran di kota Paris pada tahun 1925 inilah, sejarahwan Bevis Hillier melahirkan istilah Art Deco di tahun 1968 dalam menggambarkan modern design pada awal abal 20 yang pengaruhnya “mendunia” itu. Sebelumnya, isitlah ini dikenal dengan sebutan Modernistic, Modern, atau Gaya Moderne.

Art Deco vs Art Nouveau

Untuk menunjuk pengaruh tunggal dalam Arsitektur Art Deco sungguhlah sulit. Banyak faktor yang mempengaruhinya sepanjang masa “hidup”-nya, antara Perang Dunia I (1914-18) dan Perang Dunia II (1939-1945). Beberapa pendapat terlontar terhadap dinamika arsitektur Art Deco ini.

Ada yang berpendapat Art Deco merupakan gaya yang eklektik. Gaya yang mencampurkan berbagai langgam dalam satu bangunan. Ada juga pendapat yang saling bertentangan, yaitu Art Deco merupakan kelanjutan dari Art Nouveau, dan hadir sebagai reaksi terhadap Art Nouveau. Art Nouveau adalah sebuah gaya yang mengabstraksikan bentuk tumbuhan dalam bentuk plastis dalam upaya melepaskan diri dari pengaruh bentuk klasik. Namun ada juga yang mengemukakan bahwa terdapat kesamaan antara Art Nouveau dan Art Deco, yaitu keduanya menganggap dekorasi merupakan bagian dari arsitektur.

Dari beberapa pendapat ini, terlihat hal yang menarik sebagai gambaran umum dari Art Deco, yaitu eklektik dan dekoratif, seperti tercermin pada Art Deco tahun 1920-an. Periode ini dikenal dengan sebutan periode decorated. Akan tetapi, pada tahun 1930-an Art Deco menampilkan ekspresi bentuk baru atau memasuki periode streamline. Namun hal ini bukan berarti pada tahun 1930-an seluruh Art Deco berbentuk streamline. Ekspresi bangunan seperti tahun 1920-an masih dapat ditemui.

Art Deco Tahun 1920-an

Art Deco tahun 1920-an ditandai dengan bentuk bergaris, bersudut tegas, zigzag, atau berundak. Sedangkan ornamen geometris yang menghiasi bangunan terinspirasi oleh mesin- mesin industri yang serba presisi dan ancient art dari beberapa kebudayaan, seperti kebudayaan Aztek, Maya, India, Afrika, dan Mesir. Kehadiran ancient art dalam Art Deco dipacu oleh semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antarwilayah dunia. Antusiasme masyarakat dunia barat terhadap kebudayaan bangsa lain pun bertambah. Terlebih lagi pada tahun 1922, ditemukannya makam King Tutankhamen di Mesir oleh arkeolog Inggris, Howard Carter. Keindahaan bentuk, simbol, dan warnanya sungguh mempesona, seakan memberi ilham masyarakat dunia Barat dalam melepaskan diri dari pengaruh kebudayaan klasik. Sedangkan material yang digunakan dalam ekspresi Art Deco antara lain teracota atau bahan finishing yang mempunyai ekspresi mengkilap, seperti stainless steel, aluminium, kaca, dan chrome.

Contoh arsitektur Art Deco di tahun ini yang terkenal di dunia adalah Chrysler Building di kota New York. Bangunan ini memperlihatkan penggunaan bahan finishing yang berkesan mengkilap dan aplikasi ornamen non klasik pada eksterior.

Puncak bangunan ini berundak dan terbuat dari baja, mengabstraksi bentuk grill mobil. Pada sudut-sudut bangunan terdapat patung kepala burung elang. Sedangkan fasad Hotel Preanger di kota Bandung, Indonesia, merupakan contoh Art Deco yang menampilkan profil garis dan dekorasi, adaptasi craft dari ancient art.

Periode Streamline

Art Deco tahun 1930-an, memasuki periode bentuk streamline. Bentuk ini lahir sebagai akumulasi beberapa hal. Di antaranya adalah World Depression, Wall Street Crash di tahun 1929 yang berdampak pada efisiensi. Pada saat yang bersamaan, industri transportasi dengan bentuk aerodinamis semakin berkembang. Tampilan dekorasi Art Deco di periode ini menjadi relatif lebih sederhana. Bentuk bangunannya pun menjadi aerodinamis, streamline, dan ocean liner diilhami oleh bentuk alat transportasi pesawat udara, kapal laut, maupun mobil.

Beberapa contohnya adalah Hoover Factory dan Apartment Block di London. Kedua bangunan ini menampilkan sudut bangunan yang berbentuk lengkung dan dekorasi bangunan yang sederhana, berupa profil garis horizontal pada dinding eksterior bangunan.

Di Indonesia, tepatnya di Bandung, ekspresi aerodinamis Art Deco terlihat pada bangunan kolonial Belanda yang dulu dikenal dengan nama Denis Building, Hotel Savoy Homan, dan Villa Isola. Sedangkan contoh bangunan Art Deco yang dibangun tahun 1930-an, tetapi masih mempunyai tampilan dekoratif dan bergaris tegas adalah Dailiy Telegraph Building di kota Napier, New Zealand serta Rothmans building. Yang unik dari dekorasi bangunan ini yaitu terdapat paduan dekorasi Art Nouveau dengan Art Deco. Pada fasad bangunannya, dekorasi floralnya dapat dikatakan berakar pada Art Nouveau. Sedangkan simbol optimisme masyarakat Barat di Abad Modern yang dalam Art Deco dilambangkan dengan bentuk pancaran sinar matahari, terlukis pada garis-garis lurus yang mengelilingi bidang lengkung entrance.

Sedangkan Art Deco di wilayah tropis Miami Beach, Florida, wilayah yang dikembangakan menjadi tempat tujuan wisata baru di Amerika pada tahun 1930-an dikenal juga dengan istilah Tropical Art Deco. Warna-warna pastel pada bangunan menjadi salah satu keunikan dari Tropical Art Deco di Miami Beach, Florida.

Dinamika Art Deco terhenti ketika pecah Perang Dunia kedua. Hal ini bukan berarti jejak Art Deco menghilang dan dilupakan. Art Deco memberi pengaruh pada perkembangan gaya arsitektur pada periode berikutnya. Motif-motif dekoratifnya memberi inspirasi pada arsitektur Post Modern, yang mulai tumbuh sekitar tahun 1965-an. Sampai saat ini, berbagai peninggalan arsitektur Art Deco di berbagai belahan dunia pun masih terjaga. (Santi Widhiasih, Arsitek)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More