Follow This Blog

Desain Rumah Bambu

Bambu adalah bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. di Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat rusak"..

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

dunia ini bagai selembar kertas putih, memerlukan warna-warni yang indah.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 29 Juni 2011

Menara Masjid: Adopsi dari Tradisi Byzantium


Sebuah masjid sepertinya hambar jika tanpa menara. Masjid-masjid jami' di Indonesia hampir selalu mempunyai menara. Padahal, asal tahu saja, menara bukan unsur arsitektur asli bangunan masjid. Masjid Quba sebagai masjid pertama yang dibangun Nabi pun pada awalnya tak mempunyai menara.
Begitu pula ketika masa Islam dipimpin oleh empat serangkai khalifah al-rasyidin, mulai Abu Bakar hingga Ali bin Abu Thalib: masjid-masjid yang dibangun tak bermenara. Hanya saja ada semacam ruang kecil di puncak teras masjid sebagai tempat muazzin mengumandangkan adzan.
Dalam sejarah arsitektur masjid-masjid pertama, bisa dikatakan Khalifah Al-Walid (705-715) dari Bani Umayyah merupakan khalifah yang pertama kali memasukkan unsur menara dalam arsitektur masjid. Khalifah yang punya selera dan kepedulian tinggi dalam rancang bangun arsitektur inilah yang memulakan tradisi menara sebagai salah satu unsur khas pada masjid.
Tradisi membangun menara diawali oleh Khalifah Al-Walid ketika memugar bekas basilika Santo John (Yahya) menjadi sebuah masjid besar, yang kemudian menjadi Masjid Agung Damaskus. Pada bekas basilika tersebut tadinya terdapat dua buah menara yang berfungsi sebagai penunjuk waktu: lonceng pada siang hari dan kerlipan lampu pada malam hari.
Menara itu sendiri merupakan salah satu ciri khas bangunan Byzantium. Rupanya, Khalifah Al-Walid tertarik untuk mempertahankan kedua menara tersebut. Bahkan, kemudian ia membangun sebuah menara lagi di sisi utara pelataran masjid (tepat di atas Gerbang al-Firdaus). Menara ini disebut Menara Utara Masjid Damaskus. Satu tahun kemudian (706 M), Khalifah Al-Walid memugar Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini tadinya tak mempunyai satu pun menara. Al-Walid lalu memerintahkan para arsiteknya untuk membangunkan menara masjid sebagai tempat muadzin untuk mengumandangkan azan.
Bentuk menara pada Masjid Nabawi dan menara utara Masjid Damaskus sangat mirip, terutama pada ornamen kubah puncak menara yang ramping. Yang jelas, pada saat itu kehadiran menara masjid masih merupakan sesuatu yang baru. Bentuk menara seperti menara Masjid Agung Damaskus cukup populer. Bahkan, hingga 250 tahun kemudian, bentuk menara Masjid Nabawi dan Masjid Agung Damaskus ini juga menjadi model tipikal menara Masjid Al-Azhar yang dibangun oleh Dinasti Fatimiyah di Kairo.
Bentuk-bentuk Menara
Pada masa awal perkembangan arsitektur masjid, setidaknya ada beberapa bentuk dasar menara masjid. Tapi yang paling awal, seperti pada menara Masjid Nabawi dan Masjid Damaskus, menara itu tidak berdiri sendiri melainkan menyatu dengan struktur bangunan masjid. Pola seperti ini menyebar ke berbagai penjuru negeri-negeri muslim melintasi dataran Arab hingga ke Andalusia. Namun ada juga menara yang dibangun terpisah dari bangunan utama masjid, seperti menara Masjid Agung Samarra dan menara Masjid Abu Dulaf di wilayah Iraq. 
Ada beberapa bentuk dasar menara masjid: menara klasik, menara variasi, menara segi empat, menara spiral dan menara silinder. Pada menara klasik (classic minaret): lantai dasarnya berbentuk segi empat, naik ke atas menjadi oktagonal (segi delapan) dan kemudian diakhiri dengan tower silinder yang dipuncaki dengan sebuah kubah kecil. Termasuk jenis ini misalnya menara Masjid Mad Chalif di Kairo, yang dibangun pada abad ke-11 masehi semasa pemerintahan Khalifah Al-Hakim dari Dinasti Fatimiyah.
Sementara itu, jenis menara variasi diawali dengan segi empat di bagian bawah, lalu bertransformasi menjadi segi enam yang dihiasi dengan balkon segi delapan. Menara Masjid Al-Azhar termasuk dalam jenis ini.
Sedangkan menara-menara masjid di Iran sebagian besar merupakan menara jenis menara silinder dengan diameter silinder yang semakin mengecil di puncak menara, misalnya menara Masjid Natanz di Iran.
Sementara itu di Aleppo (di wilayah Mediterrania), terdapat tren baru bentuk menara masjid. Menara Masjid Aleppo ini sepenuhnya berbentuk segi empat dari dasar hingga puncak. Menara yang dibangun oleh penguasa Turki Seljuk pada tahun 1089 ini menggunakan batu sebagai material utama. Uniknya, sebagai tren baru, tidak ada kubah di puncak menara. Hasan bin Mufarraj, arsitektur yang merancangnya, memberikan sentuhan baru dengan meletakkan muqarnas di puncak menara setinggi 46 meter ini. Muqarnas tersebut menyerupai galeri dan berfungsi sebagai tempat muadzin.
Masih ada beberapa lagi menara segi empat yang terdapat di wilayah Mediterrania, seperti menara Masjid Agung Sevilla (yang disebut Menara Giralda). Menara ini pernah berfungsi sebagai menara lonceng katederal seiring dengan lahirnya kekuasaan Kristen di Spanyol. Menara segi empat lain terdapat di Masjid Kutubiyyah (dibangun 1125-1130) di Marrakesh, Maroko. Keberadaan menara segi empat pada masjid-masjid tersebut sangat dipengaruhi oleh menara Masjid Qayrawan (35 meter) yang mempunyai tiga undakan segi empat. Hanya saja, ada pengamat arsitektur yang menyebutkan bahwa bentuk menara masjid segi empat ini mengadopsi bentuk mercusuar kuno di Iskandarsyah, Mesir.
Ada sebuah bentuk menara yang jarang diadopsi oleh menara-menara masjid di dunia, yaitu menara spiral. Bentuk khas menara pada masjid-masjid di Samarra ini merupakan tradisi dalam bangunan menara Mesopotamia. Menara Masjid Samarra dan Masjid Dullaf, bahkan hingga sekarang masih tegak berdiri walaupun sudah berusia 1.200 tahun. Padahal, bangunan masjidnya hanya tinggal reruntuhan saja. Bisa dikatakan kedua menara ini sebagai peninggalan arsitektur yang memberikan kesan bahwa perhitungan geometri para arsitek pada masa itu sudah sangat akurat. Masjid lain yang juga memiliki menara spiral adalah Masjid Ibnu Tulun di Fustat, Mesir.
Fungsi Menara
Menara masjid selain berfungsi sebagai tempat bagi muadzin mengumandangkan adzan juga bisa berfungsi ganda seperti halnya mercusuar atau menara pengintai. Hal ini terutama terdapat pada menara-menara masjid yang berada di kota pelabuhan atau tepi sungai. Corak menara Masjid Ribbat Shushah di Tunisia, misalnya, terdapat pada bangunan corak masjid yang sangat mirip sebuah markas militer.
Menara berbentuk silinder ini dibuat dengan gaya yang teramat kokoh untuk sebuah menara yang biasanya berbentuk ramping. Ribbat Shushah, sebagai kota pelabuhan, memanfaatkan menara masjid sebagai sarana untuk melakukan pengamatan lepas pantai dari balkon menara.
Dalam sejarah menara-menara masjid legendaris, masjid-masjid yang dibangun oleh Dinasti Turki Utsmaniyah tercatat memiliki menara yang paling tinggi. Wajar saja, sebab dinasti terakhir dalam kekhilafahan Islam ini sudah mengembangkan teknik konstruksi yang lebih moderen. Menara-menara itu pada umumnya dibangun dengan menerapkan pondasi pasak bumi generasi pertama.
Hasilnya, mereka bisa membangun menara masjid dengan ketinggian lebih dari 70 meter. Sebuah prestasi pada zamannya. Memang, tinggi menara-menara masjid itu masih lebih rendah dibandingkan menara Masjid Nabawi yang 105 meter. Namun, menara masjid Nabawi tersebut sudah merupakan hasil renovasi pemerintah Arab Saudi, yang notabene teknologinya sudah jauh lebih canggih.




Selasa, 21 Juni 2011

Candi Prambanan


Candi Prambanan Merupakan peninggalan Hindu terbesar di kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak lebih kurang 17 kilometer di sebelah Timur kota Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke arah Timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter.

Agama Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai sang Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang Pemelihara dan Dewa Shiwa sebagai sang Perusak.

Bilik utama dari candi induk kompleks candi Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat disimpulkan bahwa candi Prambanan mreupakan candi Shiwa.

Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putrid Prabu (Raja, yang dalam bahasa Jawa sering disebut Ratu) Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit sebalah Selatan kompleks candi Prambanan.

Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah Selatan) candi induk. Sedang pada pagar langakn candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah Utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan (titisan) Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.

Bilik candi induk yang menghadap ke arah Utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu patung dalam waktu satu malam.

Candi Brahma dan candi Wishnu yang kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.

Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.

Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.

Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut.

Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi hfalaman dalam 3 baris.

Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.

Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjaya pada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00-18.00 WIB. Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum

Senin, 20 Juni 2011

SNI 2007 Pekerjaan Kayu

SNI 2007 Pekerjaan Dinding

SNI 2007 Pekerjaan Beton

SNI 2007 Pekerjaan Pondasi

Jumat, 03 Juni 2011

Desain Rumah Bambu


Bambu adalah bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. di Indonesia sudah lama memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian, kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat rusak".
Bambu memiliki kekuatan yang dapat dipersaingkan dengan baja.
Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, struktur bambu juga merupakan bangunan tahan gempa.
Pada prinsipnya rumah bambu tahan gempa harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
  1. Mengunakan bambu yang sudah tua, sudah diawetkan dan dalam keadaan kering,
  2. Rumah bambu didirikan di atas tanah yang rata ( padat )
  3. Pondasi dan sloof (sloof diangker ke pondasi di setiap jarak 50-100 cm) mengelilingi denah rumah,
  4. Ujung bawah kolom bambu masuk sampai pondasi, diangker dan bagian dalam ujung bawah kolom diisi dengan tulangan dan mortar),
  5. Elemen dinding yang berhubungan dengan sloof atau kolom harus diangker di beberapa tempat,
  6. Di ujung atas kolom diberi balok ring yang mengitari denah bangunan, elemen dinding juga harus di angker dengan balok ring tersebut,
  7. Bila ada bukaan dinding seperti angin-angin, jendela dan pintu, harus diberi perkuatan di sekeliling bukaan tersebut,
  8. Pada setiap pertemuan bagian dinding dengan bagian dinding lainnya, harus ada kolom dan dinding diangker kolom tersebut,
  9. Rangka atap (kuda-kuda) bisa dikonstruksi dengan tumpuan sederhana (sendi-rol), di mana setiap dudukan rangka atap harus diletakkan pada posisinya, dan perlu diangker dengan kolom,
  10. Ikatan angin pada atap harus dipasang di setiap antar kuda-kuda. Ikatan angin ini dipasang pada bidang kemiringan atap di bawah penutup atap, dan pada bidang vertikal diantara dua kuda-kuda.
Kelebihan penggunaan bambu sebagai bahan bangunan :
  1. Bambu dikenal sebagai bahan bangunan yang dapat diperbarui
  2. Tidak perlu menggunakan tenaga terdidik,
  3. Cukup menggunakan alat-alat sederhana yang mudah didapat di sekitar kita,
  4. Cukup nyaman tinggal di dalam rumah bambu,
  5. Masa konstruksi sangat singkat,
  6. Biaya konstruksi murah.
Di samping kelebihan di atas, bangunan bambu mempunyai kekurangan antara lain :
  • Belum hilangnya konotasi di masyarakat bahwa bambu dikenal sebagai bahan bangunannya orang miskin,
  • Hampir tidak ada fasilitas kredit dari perbankan, karena kurang yakinnya pihak perbankan,
  • Belum ada standar nasional rumah bambu.
Keawetan bahan bangunan bambu adalah kombinasi dari pengawetan dan desain bangunan itu sendiri. Pengawetan melindungi bangunan bambu dari musuh biologis yakni kumbang bubuk, rayap dan jamur. Sedangkan desain bambu juga haruslah bersahabat dengan bahan bambu dan mampu melindungi bambu dari kelembaban, air hujan serta panas matahari terik yang dapat merusak fisik bambu.

Beberapa jenis bambu yang sering digunakan untuk bangunan bambu adalah:

  1. Bambu petung/betung. diameter yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng/usuk bangunan. Bambu petung yang paling umum ada dua jenis yakni petung hijau dan petung hitam.
  2. Bambu hitam atau bambu wulung. Banyak tumbuh di jawa dan sumatra. dapat mencapai dimeter hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.
  3. Bambu apus atau tali. banyak digunakan sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4 hingga 10 cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More