Follow This Blog

Rabu, 10 November 2010

Kenzo Tange

Kenzo Tange lahir di kota kecil Imabari, Jepang Selatan, pada tanggal 4 September 1913. Pada tahun 1935 dia memulai belajar dalam bidang arsitektur di “Department of Architecture at The University of Tokyo”, yang diselesaikannya pada tahun 1938. Dia mulai mengambil perhatian publik, hasil studinya mendapat penghargaan dari “Tatsuno Prize”. Kemudian mendapat pengalaman profesional bekerja sama dengan seniornya, Kunio Mayekawa, yang juga lulusan Universitas Tokyo. Tange kembali menuntut ilmu di Universitas Tokyo untuk mendapatkan gelar Masternya, dan mengajar sebagai dosen arsitektur di universitas tersebut. Setelah Perang Dunia II, Tange memenangkan sayembara untuk mengabadikan momen pengeboman kota Hiroshima, “a piece center in Hiroshima”. Setelah memenangkan sayembara itu, Tange membuka kantor konsultan pribadinya. Pada tahun yang sama yaitu 1949, Tange menyelesaikan gelar profesornya di Universitas Tokyo. Kenzo Tange pernah bekerja pada Le Corbusier pada tahun 1935-an, masa di mana arsitektur International Style, kubisme, fungsionalisme, sedang berkembang dan nantinya berpengaruh terhadap rancangan-rancangan karya Tange. Tange dapat disejajarkan dengan para tokoh arsitektur modern awal generasi di atasnya seperti, Le Corbusier, Gropius, Wright, van der Rohe, dan lainnya pada masa abad XIX. Tange seangkatan dengan para arsitek Amerika yaitu P. Johnson, K. Roche, P. Rudolph, I. M. Pei, dan lainnya pada masa abad XX. Pada karya-karya awal yang dihasilkan Kenzo Tange yaitu menggabungkan modernisme dengan arsitektur tradisional Jepang. Di akhir tahun 1960-an, beliau menghilangkan regionalisme dan berubah ke International Style. Melalui ide-idenya yang universal tanpa menghilangkan kandungan arsitektur tradisional Jepang. Berikut penghargaaan-penghargaan yang diterima Kenzo Tange dalam perjalanan kariernya :

  • Annual Prize of Architectural Institute of Japan 1954, 1955, 1958
  • Pan Pacific Citation from A. I. A. Hawaian Chapter, U. S. A. 1958Prix International d’Art et d’Architecture de I’Architecture d’Aujoud’hui, France 1959
  • Prizes from Building Society, Japan, 1960, 1965, 1966, 1969, 1970, 1979, 1984
  • Diploma of Merit from International Olimpic Committee,1964
  • Royal Gold Medal from Royal Institute of British Architects, England 1965
  • Asahi Prize from Azahi Newspaper, Japan 1965
  • Special Prize of Architectural Institute of Japan 1965, 1970.
  • President’s Medal from the Architectural League of New York, U. S. A. 1965
  • The Gold Medal 1966 from American Institute of Architects, U. S. A. 1966
  • Medaille d’Or from Societe d’Encouragement au Progres, France 1967
  • Order of the Yugoslav Star on Necklace, Yugoslavia 1968
  • The Medal of Honour from Danish Royal Academy of Fine Arts, Denmark 1968
  • Order of San Gregorio Magno from the Apostolic Nunziature, Vatican City 1970
  • Thomas Jefferson Memorial Foundation Medal in Architecture, U. S. A. 1970
  • Medaglia d’Oro del Presidente della Replubica Italiana, Italy 1970
  • Prime Minister’s Award from Nominated Competitions for “Japan in 21 Century”, Japan 1971
  • Grande Medaille d’Or d’Architecture de I’Academie d’Architecture, France 1973
  • SARP Medal from Stowarzyszenie Architektow Polskich, Poland 1973
  • Order Pour Le Merite fur Wissenschaften und Kunste, West Germany 1976
  • Commandeur dans I’Ordre National du Merite, France 1977
  • Mexian Order of the Aguila Azteca Grade, “Encomienda”, Mexico 1978
  • Commendatore nell’Ordine “Al Merito della Republica Italiana”, Italy 1979
  • Person of Merit in Japanese Cultural Achievment, Japan 1979
  • Order of Culture, Japan 1980
  • Commandeur dans I’Ordre des Arts et Lettres, France 1984
  • Grande Ufficiale nell’Ordine Al Merito della Republica Italiana, Italy 1984
  • Grand Prize, Architectural Institute of Japan 1986
  • The Pritzker Architecture Prize 1987

Konsep Rancangan Kenzo Tange Pada awal kariernya, Tange memiliki konsep tersendiri dalam menghasilkan suatu karya yaitu suatu penggabungan gaya modern dengan bentukan asitektur tradisional Jepang. Namun seiring dengan perkembangan zaman, pada akhir ’60-an beliau menolak konsep regionalisme dan berubah ke International style. Regionalisme dalam hal ini merupakan gaya arsitektur yang berkonsep pada kebudayaan setempat. Konsep modern tersebut membebaskan rancangannya dari pengaruh tradisionalisme yang bersifat statis, dan digantikan oleh konsep modernisme yang dinamis. Walaupun konsep gayanya telah lama berubah, beliau konsisten menghasilkan desain berdasar pada aturan-aturan yang jelas. Kenzo Tange telah mengekspresikan karya-karyanya dalam konsep arsitektur modern. Pemikiran dasar dari teori arsitektur modern diekspresikan ke dalam konsep-konsep yang berfungsi dan berstruktur. Menurut Tange terdapat persamaan karakter antara arsitrektur modern dan arsitektur tradisional Jepang, kesederhanaan, standarisasi, keterbukaan, keruangan, dan kehampaan. Standarisasi dan kesederhanaan menjadi sesuatu yang formal, keterbukaan dan kehampaan menjadi sesuatu kekurangan, misal suatu kekurangan menghadapi iklim dan cuaca. Manusia mengharapkan sesuatu yang tahan lama dan abadi. Dalam semua proyeknya, Tange berpendapat bahwa arsitektur harus mempunyai sesuatu yang menyentuh perasaan manusia, tetapi mengenai bentuk dasar, keruangan, dan tampilan harus melalui proses pemikiran. Karya yang dihasilkan menggabungkan antara aspek manusiawi dan teknologi. Tradisi menjadi sebuah penyaring, dan berpartisipasi dalam proses kreasi, tetapi tradisi itu tidak bisa berkreasi dengan sendirinya. Filosofinya yang paling mendasari karyanya yaitu “Arsitektur merupakan refleksi dari ekspresi struktur sosial”.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More